MATA PENCAHARIAN SUKU DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH DAN SUKU JAWA

Berdasarkan Koentjaraningrat. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.

 

Mata pencaharian adalah salah satu unsur kebudayaan. Mata pencaraharian atau pekerjaan masyarakat tidak dipilih secara sembarangan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jenis pekerjaan yang dipilih. Faktor tersebut diantaranya adalah tempat tinggal yang berhubungan dengan kondisi geografis atau kondisi alam, dan juga terhubung dengan kepercayaan-kepercayaan masyarakat. Untuk lebih mengerti mengenai penjelasan ini, maka baiknya perlu diadakan perbandingan matapencaharian antar masyarakat yang terdapat pada lokasi dan kebudayaan yang berbeda.

 

1.  Mata Pencaharian Suku Dayak di Kalimantan Tengah

Kalimantan memiliki landasan tanah yang terdiri dari karang padas, dan lapisan tanah humus yang tipis, sedang daratannya berupa hutan. Dengan penduduk yang tidak begitu padat.

Berladang menjadi salah satu pilihan mata pencaharian masyarakat suku Dayak. Pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga. Sehingga pengerjaannya dilakukan oleh kelompok yang biasanya berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan. Jadi bisa dibilang sistim mata pencaharian ini berhubungan juga dengan kehidupan sosial diantara anggota suku. Dalam berladang, diperhatikan pula tanda-tanda alam alam, yang salah satunya dengan cara memperhatikan hewan liar. Perhatian terhadap tanda-tanda alam ini salah satunya adalah terkait dengan waktu yang tepat untuk membuka lahan, atau mengolahnya, disesuaikan dengan musim yang menentukan curah hujan.

Tanaman yang ditanam rupanya sesuai dengan kebutuhan. Diantaranya adalah padi enam bulanan, padi empat bulanan, dan padi ketan yang merupakan kebutuhan dalam upacara adat. Salah satu upacara adat yang dilakukan adalah pada saat buka lahan. Tujuannya untuk menambah kesuburan tanah, menolak hama, dan mengusahakan hasil bumi yang berlimpah. Selain itu ditanam juga ubi kayu yang bukan hanya dikonsumsi ubinya, tapi juga daunnya untuk lauk pauk. Satu lagi yang sangat penting adalah pohon pinang, karena masyarakatnya baik perempuan maupun laki-laki gemar makan sirih dan pinang. Setelah tanah lahan tidak lagi baik, lahan ditinggalkan dengan menanam pohon karet untuk diambil manfaatnya kelak.

Selain berladang, terutama pada saat menunggu waktu membuka lahan, suku Dayak melakukan pekerjaan lain. Diantaranya adalah berburu, mencari hasil hutan, dan mencari ikan di sungai. Hasil pekerjaan yang dikenal masyarakat luar suku adalah barang-barang hasil anyaman.

 

2.  Mata Pencaharian Suku Jawa

Tanah Jawa memiliki banyak gunung berapi yang menghasilkan tanah dengan sedimentasi bahan vulkanis sehingga tanah menjadi subur. Daerah ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.

Mata pencaharian pokok pendudu desanya adalah bertani. Jenis tanaman utamanya adalah padi. Namun pada waktu kurang tersedia air untuk mengairi sawah, maka ditanam kedelai dan kacang brol. Tentang kepemilikan tanah, tidak semua orang memiliki tanah. Sawah dapat diolah sendiri oleh pemilik tanah, atau disewakan, atau dengan sistim bagi hasil. Sedangkan orang yang tidak memiliki tanah dapat menjadi buruh tani, menyewa, atau bekerja sama dengan pemilik tanah.

Sedangkan pekerjaan lain yang dapat dilakukan adalah mengolah hasil pertanian. Yang lainnya adalah membatik, menganyam, atau menjadi tukang kayu, tukang batu, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang mungkin.

 

 

1 Response to “MATA PENCAHARIAN SUKU DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH DAN SUKU JAWA”:

  1. Kelungsu says:

    Catetan iki apik dik, ayo tansah disengkuyung..