Pelangi di Tengah Mendung

credit: stripes for love

Pucat dan lemah. Sama sekali bukan gambaran yang terlintas saat membayangkan seorang anak berusia lima tahun. Berlari ke sana ke mari, bertanya ini dan itu, tertawa tergelak-gelak, semua tak nampak.

Tubuh kecil itu begitu lemah, terdiam di kursi roda. Kulitnya yang berwarna gelap semakin tampak muram dalam paras yang pucat, apalagi tanpa sehelai rambut pun di kepala. Oh, Nak, apa yang terjadi?

Leukimia, kata ibu yang mendampinginya. Seketika hatiku berdesir. Di usianya yang begitu muda? Bagaimana mungkin? Entah karena genetika atau sebab lain, tapi penyakit itu tiba-tiba saja menghampirinya. Seketika kandas lah harapan orang tua. Harapan untuk melihat keceriaan sang buah hati, harapan untuk melihatnya tumbuh mendewasa, harapan untuk melihatnya berbahagia di masa depan.

Kini mereka tak dapat lagi mengejarnya berlari ke sana kemari, tak dapat lagi mencari sang buah hati  yang bersembunyi sambil bernyanyi. Kursi roda, dokter, dan kemoterapi yang mengganti.

Meski begitu tak ku lihat air menggenangi pelupuk mata mereka. Hanya senyum getir sambil memandangnya terdiam di kursi roda. Tak pula kulihat senyum lebarnya yang mungkin akan menampakkan lubang di deretan gigi. Ia hanya diam.

Teman sebayanya mungkin tengah tersenyum ceria, setengah berlari sambil menjinjing tas di hari pertama masuk taman kanak-kanak. Orang tua mereka mungkin tengah mendampingi sambil tersenyum memandang keceriaan putranya. Tapi bagaimana dengannya?

Meski tak kuat berlari, senyumnya tak boleh terhenti. Meski tak sampai di sekolah, tapi tak ada yang berbeda. Ia tetap anak-anak yang mestinya ceria.

Memiliki anak yang menderita penyakit berat tentu membuat orang tua sedih tak terkira. Buah hati yang mengalaminya tentu juga menderita. Meskipun begitu cobaan yang datang tiba-tiba tak boleh membuat malaikat kecil itu lupa dengan keceriaannya. Keceriaan akan membuat semua lebih mudah dijalani.


Mungkin itulah yang melatar belakangi gerakan stripes for love dari RMHC. Gerakan yang mengajak kita untuk memberikan dukungan kepada anak-anak yang tengah berjuang untuk menghadapi penyakitnya. Karena meski tengah dirundung duka, cinta tetap harus tercurah. 

4 Responses to “Pelangi di Tengah Mendung ”:

  1. Ngeri ya Mb..di tulisan kita malam ini kebanyakan anak menderita leukemia..Y Alloh lindungi kami..

  2. Iya Mbak, gak bisa yang lain selain berdoa dan berdoa..

  3. Semoga anak-anak ini tetap terus bersemangat mengejar mimpi mereka..berbahagia selalu.

  4. Nunu says:

    Ya Allah.. Salah satu yang membuat penderita bertahan hanya karena cinta